Pembesaran Prostat vs. Kanker Prostat: Bagaimana Membedakannya?

16 Feb 2024
Ivana Adi O.
Close-up doctor with stethoscopee

Estimasi waktu membaca : 4 menit

 

Pendahuluan

Benign Prostat Hyperplasia (BPH) atau lebih dikenal dengan pembesaran prostat jinak belakangan ini menjadi sorotan utama di bidang kesehatan, terutama setelah kabar mengenai kondisi kesehatan Raja Charles III dari Inggris menyebar.1

Dilansir dari beberapa media, Pihak istana Buckingham mengkonfirmasi bahwa Raja Charles III positif menderita kanker. Kanker tersebut terdeteksi saat Raja Charles III menjalani pemeriksaan Medical Check Up akibat pembesaran prostat yang dialaminya. Temuan kanker ini tentu menghebohkan publik inggris dan menjadi perbincangan luas di berbagai kalangan yang mulai menyoroti pentingnya deteksi dini, kesadaran akan kesehatan dan kanker agar penanganan yang diberikan lebih optimal. 1,2

 

Apa itu Prostat?

Sebelum kita bahas lebih lanjut mengenai BPH, ada baiknya kita mengenal prostat. Prostat adalah kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih (uretra).

Kelenjar prostat berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang menyuburkan dan melindungi sperma. Ukuran prostat normalnya sebesar biji kenari dan akan semakin besar seiring bertambahnya usia.

Jika prostat terlalu besar atau mengalami masalah, maka dapat menimbulkan gangguan kesehatan, beberapa gangguan yang paling sering ditemui adalah BPH dan kanker prostat yang memiliki gejala awal mirip, yaitu adanya pembesaran prostat.3


BPH vs Kanker Prostat : Mirip namun Tak Sama4

Jika gejala awalnya mirip, maka tentu pertanyaan yang akan ditanyakan selanjutnya adalah “apakah pembesaran prostat (BPH), ini merupakan tanda awal kanker prostat?”

 

Jawabannya jelas: TIDAK.

 

Meskipun beberapa studi menunjukkan adanya keterkaitan antara BPH dengan peningkatan risiko kanker prostat, peningkatan risiko tersebut hanya sekitar 2%. Penting untuk dipahami bahwa istilah "jinak" dalam pembesaran prostat jinak (BPH) tidak sama dengan kanker. Istilah "hiperplasia" merujuk pada peningkatan jumlah sel (bukan kanker).

Meskipun belum sepenuhnya dipahami apa yang menyebabkan pembesaran prostat, faktor risiko seperti usia biologis dan hormon dianggap berperan penting. Testosteron adalah hormon utama pada pria, namun produksi dan kadar testosteron secara alami menurun seiring bertambahnya usia. Selain testosteron, tubuh juga memproduksi sedikit hormon lain seperti dihidrotestosteron (DHT) dan estrogen. Beberapa peneliti mengemukakan teori bahwa ketika produksi testosteron menurun, produksi estrogen dan DHT akan meningkat, yang pada gilirannya menyebabkan pembesaran sel prostat.

 

Mengenali Dini Tanda Gejala BPH dan Kanker Prostat

Pengenalan dini sangat penting dilakukan untuk membedakan antara kanker dan BPH karena kanker prostat merupakan keganasan yang dapat mengancam nyawa. Sayangnya, kanker prostat seringkali tidak menunjukkan gejala pada stadium awalnya, dan pada tahap lanjut, gejala yang muncul terkadang mirip dengan gangguan prostat lainnya seperti BPH. Jadi, apakah ada cara untuk mendeteksi kanker prostat dan BPH secara dini?

 


Tabel 1. Perbedaan BPH dengan Kanker Prostat5

Perbedaan

BPH

Kanker Prostat

Keinginan berkemih berlebihan (terutama saat malam)

YA

YA

Sulit berkemih

YA

YA

Aliran pancuran urin lemah, pendek, atau tersendat

YA

YA

Nyeri saat berejakulasi

YA

YA

Terasa “mengganjal” setelah buang air kecil

YA

 

Bau dan warna urin yang tidak biasa

YA

 

Merasa seperti buang air kecil tidak tuntas

YA

 

Mengejan saat buang air kecil

YA

 

Urin berwarna kemerahan (hematuria)

 

YA

Disfungsi ereksi

 

YA

Penurunan berat badan mendadak

 

YA

Nyeri kronik di pelvis, pinggang, punggung dan tulang-tulang sekitar

 

YA

 

Tabel 1 memperlihatkan perbedaan antara gejala BPH dan kanker prostat. Selain gejala, dokter biasanya akan menggunakan pemeriksaan fisik seperti rectal touch, serta pemeriksaan penunjang seperti tes laboratorium (darah lengkap, prostat specific antigen (PSA), alkaline fosfatase), dan pemeriksaan pencitraan (MRI) untuk membantu dalam menegakkan diagnosis.

Penting untuk diingat bahwa deteksi dini kanker prostat dan BPH dapat dilakukan melalui pemeriksaan rutin dan konsultasi dengan dokter.

Melalui pemantauan yang tepat, risiko komplikasi yang mungkin timbul dari kedua kondisi ini dapat diminimalkan.

 

Kesimpulan

Deteksi dini kanker prostat melalui pemeriksaan medis rutin dan skrining menggunakan penanda kanker seperti PSA dan alkaline fosfatase sangat penting, terutama bagi pria yang berusia 50 tahun ke atas.

Melalui pemeriksaan dini, kanker prostat dapat diidentifikasi lebih awal, sehingga  terapi dan tindakan pencegahan dini untuk dilakukan. Hal ini tidak hanya meningkatkan prognosis dan kesempatan penyembuhan yang lebih baik, tetapi juga membantu dalam mengurangi risiko komplikasi yang mungkin timbul.

 

Yuk deteksi dini kanker prostat dan BPH bersama Pathlab !

 

Referensi:

  1. Coughlan S. King Charles diagnosed with cancer, Buckingham Palace says [Internet]. 2024 [cited on : 16th February 2024]. Tersedia dari: Link
  2. Russel A. King Charles’s Cancer Diagnosis Has Put a Nation on Edge [Internet]. [cited on : 16th February 2024]. Tersedia dari: Link
  3. Miah S, Catto J. BPH and prostate cancer risk. Indian J Urol. 2014;30(2):214-218. doi:10.4103/0970-1591.126909
  4. Chang RT, Kirby R, Challacombe BJ. Is there a link between BPH and prostate cancer? Practitioner. 2012 Apr;256(1750):13-6, 2. PMID: 22792684.
  5. Merriel SWD, Funston G, Hamilton W. Prostate Cancer in Primary Care. Adv Ther. 2018;35(9):1285-1294. doi:10.1007/s12325-018-0766-1

 

element element
element grid