Gangguan Elektrolit: Penyebab, Gejala, dan Pengobatannya

06 Jun 2024
Administrator
Close-up doctor with stethoscopee

Estimasi Waktu Membaca : 5 menit


Pendahuluan

Gangguan elektrolit merupakan kondisi di mana kadar elektrolit di dalam tubuh tidak seimbang, baik terlalu tinggi maupun terlalu rendah. Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan berbagai gejala mulai dari mual, diare, hingga kram otot. Elektrolit, yang terdiri dari natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan klorida, diperoleh dari makanan, minuman, dan suplemen, dan sangat penting untuk menjaga fungsi normal organ tubuh seperti jantung dan otot.

Artikel ini akan membahas penyebab, gejala, diagnosis, pengobatan, dan pencegahan gangguan elektrolit secara mendalam.

 

Fungsi Elektrolit dalam Tubuh

Elektrolit berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh, termasuk menjaga irama jantung, kontraksi otot, dan fungsi otak. Berikut adalah beberapa elektrolit utama dan fungsinya:

  • Natrium (Sodium): Mengatur keseimbangan cairan tubuh serta fungsi saraf dan otot.
  • Kalium (Potassium): Berperan dalam mengatur fungsi jantung, saraf, dan otot.
  • Kalsium: Penting untuk fungsi organ, saraf, otot, serta pembekuan darah dan kesehatan tulang.
  • Magnesium: Mengatur fungsi saraf, tekanan darah, kadar gula darah, serta menjaga kesehatan jantung dan tulang.
  • Fosfat: Menguatkan tulang dan gigi, menghasilkan energi, serta membentuk lapisan sel.
  • Klorida: Menjaga keseimbangan pH darah dan meneruskan impuls saraf.

 

Penyebab Gangguan Elektrolit

Penyebab gangguan elektrolit bervariasi tergantung jenis elektrolit yang mengalami ketidakseimbangan. Gangguan ini umumnya terjadi akibat kehilangan cairan tubuh berlebihan seperti melalui diare, muntah, keringat berlebih, atau luka bakar luas. Efek samping obat tertentu juga bisa menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.

 

Penyebab Berdasarkan Jenis Elektrolit

A. Fosfat

  • Hiperfosfatemia (kadar fosfat tinggi): Konsumsi laksatif/pencahar yang mengandung fosfat, sindrom tumor lisis, hipoparatiroidisme, gagal ginjal kronis, sesak napas, cedera otot.
  • Hipofosfatemia (kadar fosfat rendah): Malnutrisi berat, konsumsi alkohol berlebihan, luka bakar parah, komplikasi diabetes, sindrom Fanconi, kekurangan vitamin D, hiperparatiroidisme, diare kronis, penggunaan obat tertentu.

B. Klorida

  • Hiperkloremia (kadar klorida tinggi): Asidosis metabolik, alkalosis respiratorik, konsumsi acetazolamide.
  • Hipokloremia (kadar klorida rendah): Diare atau muntah berkepanjangan, penyakit paru-paru kronis, gagal jantung, alkalosis metabolik, penggunaan laksatif, diuretik, kortikosteroid.

C. Natrium

  • Hipernatremia (kadar natrium tinggi): Dehidrasi berat, demam, diare, muntah, bronkitis kronis, penggunaan kortikosteroid, keringat berlebihan.
  • Hiponatremia (kadar natrium rendah): Malnutrisi, gangguan tiroid, adrenal, hipotalamus, gagal ginjal, gagal jantung, kecanduan alkohol, penggunaan diuretik atau antikonvulsan.

 

D. Kalsium

  • Hiperkalsemia (kadar kalsium tinggi): Penyakit ginjal, hiperparatiroidisme, penggunaan obat tertentu (lithium, teofilin, diuretik), penyakit paru-paru (TBC, sarkoidosis), kanker tertentu, konsumsi antasida atau suplemen vitamin D berlebihan.
  • Hipokalsemia (kadar kalsium rendah): Pankreatitis, gagal ginjal, kanker prostat, kekurangan vitamin D, penggunaan obat heparin atau antikonvulsan.

 

E. Kalium

  • Hiperkalemia (kadar kalium tinggi): Gagal ginjal, dehidrasi berat, penggunaan diuretik atau obat penurun tekanan darah, komplikasi diabetes.
  • Hipokalemia (kadar kalium rendah): Gangguan makan, dehidrasi, muntah, diare, penggunaan laksatif, diuretik, atau insulin.

 

F. Magnesium

  • Hipermagnesemia (kadar magnesium tinggi): Overdosis suplemen magnesium, gagal ginjal, hipotiroidisme, penyakit Addison, luka bakar luas, penggunaan obat tertentu (lithium, antasida, laksatif).
  • Hipomagnesemia (kadar magnesium rendah): Gagal jantung, malnutrisi, penggunaan diuretik, insulin, atau obat kemoterapi, diare kronis, kecanduan alkohol, keringat berlebihan.

 

 Faktor Risiko Gangguan Elektrolit

Gangguan elektrolit dapat terjadi pada siapa saja, tetapi beberapa kondisi dapat meningkatkan risiko, termasuk gangguan makan, gangguan tiroid, paratiroid, adrenal, penggunaan obat tertentu, gagal jantung, kecanduan alkohol, luka bakar luas, penyakit ginjal, patah tulang, dan sirosis.

 

Gejala Gangguan Elektrolit

Gejala gangguan elektrolit bervariasi dari ringan hingga berat dan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan ketidakseimbangan. Gejala umum meliputi:

  • Sakit kepala
  • Lemas
  • Mual
  • Muntah
  • Diare
  • Sembelit
  • Detak jantung cepat
  • Kram otot
  • Sering buang air kecil
  • Kejang
  • Kesemutan
  • Mati rasa
  • Kram perut
  • Kebingungan
  • Mudah marah

Jika anda merasakan gejala gangguan elektrolit, terutama jika gejalanya mulai memberat, segera lakukan pemeriksaan kadar elektrolit darah anda di Pathlab. Pathlab menawarkan layanan diagnostik yang akurat dan terpercaya, memastikan anda mendapatkan penanganan yang tepat dan cepat. Gangguan elektrolit yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius, bahkan kematian.

 

Kesimpulan

Gangguan elektrolit terjadi ketika kadar elektrolit dalam tubuh tidak seimbang, menyebabkan gejala seperti mual, diare, dan kram otot. Elektrolit seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfat, dan klorida penting untuk fungsi tubuh, termasuk menjaga irama jantung dan kontraksi otot. Ketidakseimbangan ini bisa disebabkan oleh kehilangan cairan berlebihan, efek samping obat, atau penyakit. Risiko meningkat pada kondisi seperti gangguan makan, gagal jantung, dan penyakit ginjal. Gejala bervariasi dari ringan hingga berat; penting untuk diagnosis dan penanganan tepat waktu. Jangan lupa untuk memeriksakan kadar elektrolit di Pathlab jika mengalami gejala.

Referensi :
Agustin S. Gangguan Elektrolit [internet]. Alodokter. 2021 [Cited 6 Juni 2024]. Available from : Link


element element
element grid