Mengenal Osteoporosis pada Anak!

29 Feb 2024
Administrator
Close-up doctor with stethoscopee

Estimasi waktu membaca : 4 menit

Pertama-tama mungkin kita perlu membahas terlebih dahulu mengenai apa yang dimaksud dengan osteoporosis?

Osteoporosis berasal dari bahasa Yunani yang berarti tulang yang berongga. Osteoporosis dapat terjadi ketika tulang mengalami kehilangan mineral seperti kalsium lebih cepat sebelum tubuh dapat menggantikannya. Hal tersebut mengakibatkan struktur tulang lebih rapuh dan lebih mudah patah. Walaupun osteoporosis lebih sering terjadi pada usia lanjut, namun hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa osteoporosis dapat terjadi di semua usia, termasuk anak-anak.

Kondisi osteoporosis memang amat jarang kita temukan pada anak dan remaja. Apabila keadaan tersebut terjadi, biasanya disebabkan oleh penyakit lainnya atau penggunaan obat tertentu yang kita sebut sebagai osteoporosis sekunder. Namun, pada kondisi tertentu, dapat juga kita temui keadaan osteoporosis primer yang disebabkan osteogenesis imperfekta (dari lahir).

 

Apa saja sih gejala osteoporosis pada anak?

Osteoporosis pada anak memang tidak selalu menunjukkan gejala yang khas. Namun, gejala yang mungkin timbul adalah nyeri pada punggung bawah, pinggang, lutut, pergelangan kaki, dan telapak kaki, kesulitan berjalan, bentuk tulang belakang yang abnormal seperti tulang membungkuk atau tulang belakang yang bengkok, fraktur/ patah tulang patologis (patah tulang yang terjadi akibat trauma yang tidak adekuat).

 

Apa yang dimaksud dengan osteoporosis primer?

Osteoporosis primer merupakan kondisi dimana massa tulang hilang dan umumnya ditandai dengan adanya patah tulang. Keadaan ini disebabkan oleh penyakit osteogenesis imperfekta (OI).

Penyakit OI disebabkan adanya kelainan pada pembentukkan atau struktur kolagen tipe 1. Seseorang dengan OI mungkin mengalami patah tulang hingga puluhan kaki.

Gejala OI berbeda pada tiap-tiap individu. Gejala yang paling sering adalah tulang yang mudah patah, sendi yang terlalu lentur, otot yang lemah, riwayat OI pada keluarga, perawakan pendek, sklera (bagian putih pada mata) berwarna sedikit kebiruan dan abu-abu, gangguan pendengaran, dan gigi yang rapuh.

 

Apa yang dimaksud dengan osteoporosis sekunder?

Osteoporosis sekunder merupakan keadaan osteoporosis yang disebabkan oleh penyakit yang mendasar serta akibat penggunaan obat tertentu. Penyakit yang dapat menyebabkan osteoporosis di antaranya adalah juvenile rheumatoid arthritis (peradangan sendi akibat adanya gangguan kekebalan tubuh pada anak), diabetes, osteogenesis imperfekta, hipertiroid, hiperparatiroid, dan penyakit ginjal.

Obat-obat yang dapat menyebabkan osteoporosis sekunder adalah obat antikejang, kortikosteroid (obat yang digunakan pada penderita asma dan rheumatoid arthritis dan ginjal), serta obat-obat kemoterapi pada penderita kanker.

Kurangnya aktivitas fisik, asupan kalsium, dan vitamin D juga dapat menyebabkan osteoporosis pada anak.

 

Bagaimana tatalaksana osteoporosis pada anak?

Pada sebagian besar kasus, osteoporosis pada anak dapat ditatalaksana. Terapi meliputi penanganan penyakit yang mendasar serta member motivasi kepada anak untuk melakukan aktivitas fisik dengan monitor dari tenaga kesehatan dan fisioterapis untuk meningkatkan kepadatan tulang. Pemantauan dari tenaga kesehatan sangatlah penting untuk memastikan aktivitas tersebut memang membantu pertumbuhan tulang, aman, serta tidak berisiko menyebabkan patah tulang.

Penanganan lain yang dapat diberikan adalah meningkatkan asupan kalsium pada makana sehari-hari. Makanan yang tinggi kalsium di antaranya susu, keju, yoghurt, serta sayur-sayuran hijau. Kebutuhan vitamin D juga harus terpenuhi dengan cara memperbanyak paparan terhadap sinar matahari selama 30-60 menit pada pagi hari sebelum pukul 10 pagi.

Suplemen kalsium dan vitamin D diberikan sesuai instruksi dokter. Anak juga harus menghindari aktivitas fisik yang berisiko menyebabkan patah tulang serta mengurangi asupan kafein seperti kopi, teh, dan minuman bersoda. Pengobatan nyeri dan obat lainnya yang bermanfaat untuk penguatan tulang (obat-obatan bifosfonat) digunakan pada kasus osteoporosis yang berat dengan adanya keluhan/ gejala klinis

 

Tips Bagi Orangtua

Apabila anak Anda memiliki keluhan atau gejala seperti yang digambarkan di atas, hendaknya dikonsultasikan lebih lanjut dengan dokter. Apabila terjadi fraktur patologis (patah tulang yang terjadi akibat trauma yang tidak adekuat), sebaiknya kesehatan tulang diperiksakan lebih lanjut.

 

Referensi : Pulungan A., Pramesti D.L. Osteoporosis pada Anak [Internet]. 2014 [cited 2024 Feb 29]. Available from: Link

 

element element
element grid