Lindungi Hati Anda: Kenali Pentingnya Deteksi Dini Hepatitis B

20 Dec 2023
Ivana Adi O.
Close-up doctor with stethoscopee

 

Perkiraan waktu baca : 4 menit

 

Hepatitis B merupakan peradangan pada organ hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis B. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh pasien, seperti darah dan produk darah, air liur, cairan vagina, cairan sperma, dan cairan tubuh lainnya. Namun tidak ada bukti penyakit ini bisa menular lewat keringat.1

Umumnya, infeksi hepatitis B bersifat sementara dan dapat sembuh sendiri tanpa perlu pengobatan, yang dikenal sebagai hepatitis B akut. Namun, pada beberapa kasus, infeksi hepatitis B dapat berubah menjadi infeksi kronis, bertahan dalam tubuh hingga menimbulkan risiko komplikasi serius seperti sirosis, kanker hati, bahkan kematian. 2

Artikel ini akan membahas apa itu hepatitis B, seberapa berbahaya hepatitis B itu, tanda-gejala, dan pemeriksaan apa yang dapat anda ambil sebagai deteksi dini penyakit hepatitis B, atau dalam mencegah terjadi komplikasi.

 

Apa Itu Hepatitis B

Hepatitis B merupakan infeksi hati (hepar/liver) yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Data epidemiologi hepatitis B yang dipublikasikan WHO tahun 2017 melaporkan bahwa prevalensi global hepatitis B adalah 3,5% dari seluruh populasi dunia, atau sekitar 257 juta jiwa.2 Sementara di Indonesia, hepatitis B sendiri masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak ditemukan di Indonesia. Riset Kementerian Kesehatan (2013), menunjukkan terdapat sekitar 2.981.075 penduduk Indonesia yang menderita penyakit hepatitis, dengan 21,8% atau sekitar 649.874 orang di antaranya menderita hepatitis B.2

 

Hepatitis B, Berbahayakah?

Sebuah penelitian di Amerika Serikat melaporkan bahwa pasien dengan hepatitis B kronik tanpa komplikasi adalah 15 dari 1000 orang penderita. Sementara pada kasus hepatitis B kronik dengan komplikasi, risiko kematian meningkat sebanyak 2 kali lipat. Hal ini tentu menjadi perhatian karena tingginya angka kematian akibat virus ini.3

 

Tanda Gejala Hepatitis B4

Penyakit hepatitis B seringkali sulit teridentifikasi karena sebagian besar penderitanya tidak menyadari adanya gejala. Meskipun demikian, beberapa tanda yang dapat dirasakan oleh penderita hepatitis B melibatkan:

  1. Kulit dan mata yang menguning
  2. Kehilangan selera makan
  3. Nyeri di daerah perut
  4. Demam
  5. Kelelahan yang berlangsung lama
  6. Feses berwarna pucat
  7. Urin berwarna gelap

     Dalam mendiagnosis hepatitis B, dokter umumnya akan melakukan serangkaian pemeriksaan fisik, tes fungsi hati, dan uji serologi hepatitis B, termasuk uji HBsAg dan HBsAb menggunakan sampel darah. Pemeriksaan HBsAg juga penting sebagai langkah untuk deteksi dan penanganan dini bagi ibu hamil dan bayi baru lahir.

 

Pentingnya Pemeriksaan Laboratorium dalam Pencegahan Hepatitis B4

Anda tentu sudah tidak asing dengan pemeriksaan HBsAg dan HBsAb. Namun tahukah anda perbedaanya? Berikut merupakan perbedaan kedua test tersebut:

  • HBsAg (Antigen Permukaan Hepatitis B):
    • Hadir pada permukaan virus Hepatitis B.
    • Indikator utama infeksi aktif.
    • Deteksi HBsAg dalam darah menunjukkan adanya infeksi Hepatitis B.
  • HBsAb (Antibodi Permukaan Hepatitis B):
    • Diproduksi sebagai respons terhadap vaksinasi atau infeksi sebelumnya.
    • Menunjukkan kekebalan terhadap Hepatitis B.
    • Tingkat HBsAb yang tinggi dapat menunjukkan perlindungan yang efektif terhadap infeksi.

Namun, tes ini tidak bisa menjadi satu-satunya indikator untuk mendeteksi hepatitis B karena masih ada kemungkinan hasil positif tes HBsAg muncul dalam waktu 18 hari setelah seseorang menerima vaksin hepatitis B.

    Apabila diperlukan, dokter akan melakukan tes tambahan untuk memastikan infeksi hepatitis B. Ini mencakup tes anti-HBc, anti-HBs, dan IgM anti-HBc. Serangkaian tes ini tidak hanya membantu dalam mendiagnosis hepatitis B, tetapi juga memberikan informasi tentang jenis hepatitis B yang dialami, apakah itu akut atau kronis.

 

Kesimpulan

Hepatitis B merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Meskipun sebagian besar kasus hepatitis B dapat sembuh sendiri, hepatitis B bisa menjadi kronis dan menimbulkan risiko komplikasi serius. Prevalensi global mencapai 3,5% dari populasi dunia. Pemeriksaan fisik dan tes serologi, seperti HBsAg, diperlukan untuk diagnosis. Pemeriksaan laboratorium sebagai deteksi dini merupakan kunci utama untuk memastikan diagnosis, derajat keparahan, dan jenis hepatitis yang di derita. 

 

Referensi :

  1. Setyoko B.A. HEPATITIS B, BAGAIMANA MENCEGAH PENULARAN DAN KERUSAKAN HATI LEBIH LANJUT [Internet]. rsuddrloekmonohadi. 2023 [cited 20 December 2023]. Available from: Artikel Asli
  2. Pramudita B. Epidemiologi Hepatitis B [Internet]. Alomedika. 2021 [cited 20 December 2023]. Available from: Artikel Asli
  3. Zhou K, Dodge JL, Grab J, Poltavskiy E, Terrault NA. Mortality in adults with chronic hepatitis B infection in the United States: a population-based study. Aliment Pharmacol Ther. 2020 Jul;52(2):382-389.
  4. Adrian K. Manfaat Tes HBsAg untuk Mendiagnosis Hepatitis B [Internet]. Alodokter. 2020 [cited 20 December 2023]. Available from: Artikel Asli

 

element element
element grid