Peran Genetik dan Terapi Berbasis Gen Dalam Diabetes Melitus Tipe 1
Estimasi waktu membaca : 3 menit
Kebanyakan individu dengan diagnosis diabetes sering kali bertanya, "Apakah saya harus minum obat setiap hari?”, “Apakah saya bisa sembuh?". Dahulu kata “sembuh” pada pasien dengan diabetes melitus ini dianggap mustahil bagi beberapa kalangan, terutama bagi mereka yang skeptis mengenai bagaimana gangguan penyerapan gula harian dapat dikembalikan ke fungsi yang normal. Namun belakangan ini pertanyaan tersebut nampaknya mulai menemui titik terangnya, “terapi genomik”.
Tulisan ini, akan membahas mengenai bagaimana konsep terapi gen, persamaannya dengan pengeditan gen, dan bagaimana terapi gen memiliki potensi sebagai pengobatan, terutama untuk diabetes tipe 1 (diabetes yang timbul akibat kelainan genetik / keturunan).
Terapi Genetik
Terapi genetik merupakan bentuk terapan ilmu medis yang difokuskan pada pengubahan genetik sel manusia dengan tujuan mengatasi atau bahkan menyembuhkan penyakit tertentu. Proses ini melibatkan penggantian gen yang mengalami cacat atau kerusakan di dalam tubuh anda untuk mendapatkan kesembuhan.1
Meskipun teknologi pengobatan terapi genetik pada pasien diabetes melitus ini masih dalam tahap penelitian, namun beberapa obat terkait terapi genetik telah terbukti mampu mengobati beragam kondisi kesehatan lainnya, seperti SFv untuk aids yang sekarang dikembangkan atau terapi gen mRNA untuk fibrosis kistik.2,3
Dalam konteks diabetes melitus tipe 1 (DMT1), terapi gen diharapkan melakukan pemrograman ulang sel-sel alternatif, sehingga sel-sel yang diprogram ulang tersebut dapat menjalankan fungsi sel beta asli yang memproduksi insulin.
Apa itu pengeditan gen?
Pengeditan gen adalah jenis pendekatan pengobatan yang relatif baru yang memiliki potensi untuk mengubah dan bahkan menyembuhkan penyakit dengan mengedit gen yang menyebabkan penyakit. Terkadang saat lahir, seluruh gen, atau sebagian dari salah satu gen, hilang. Di lain waktu, sepanjang masa hidup, gen yang tadinya sehat bisa bermutasi dan menjadi cacat. Tergantung pada permasalahan sebenarnya, terapi gen sekarang dapat digunakan untuk mengobati penyakit dengan memperbaiki gen dalam genom secara langsung atau dengan memberikan salinan tambahan dari gen yang hilang untuk mengekspresikan protein dengan manfaat terapeutik. Salah satu bentuk terapi genetic melalui pengeditan gen adalah CRISPR.4
CRISPR adalah pendekatan terobosan untuk mengedit materi genetik pada organisme hidup. Pada intinya, CRISPR bertindak sebagai gunting molekuler yang dapat digunakan untuk memotong dan memodifikasi rangkaian DNA tertentu secara tepat. Akurat, dapat diprogram, dan mudah beradaptasi, teknologi ini telah diterapkan secara luas di beberapa bidang penelitian biologi dan biofarmasi.5
Sistem CRISPR mengandung dua komponen: gunting molekuler (enzim, biasanya spCas9) dan RNA pemandu (gRNA) yang 'memandu' enzim ke bagian genom yang memerlukan perbaikan. Selain menggunakan CRISPR untuk terapi genetik. Pemanfaatan teknologi CRISPR membantu manusia dalam eksplorasi potensi terapeutik dan untuk membantu menciptakan terapi berbasis sel.4,5
Kesimpulan
Terapi genetik merupakan bentuk terapi yang menjanjikan bagi penderita DMT1 yang mengharapkan masa depan tanpa perlu menggunakan insulin atau terapi imunosupresan. Namun tentunya mengidentifikasi gen yang memiliki kelainan tidak kalah penting dengan pemberian terapinya. Identifikasi genetik dapat dilakukan dengan tes genetik di laboratorium seperti di Pathlab.
Referensi :
- Sayed N, Allawadhi P, Khurana A, Singh V, Navik U, Pasumarthi SK, Khurana I, Banothu AK, Weiskirchen R, Bharani KK. Gene therapy: Comprehensive overview and therapeutic applications. Life Sci. 2022 Apr 1;294:120375.
- Marasco WA, LaVecchio J, Winkler A. Human anti-HIV-1 tat sFv intrabodies for gene therapy of advanced HIV-1-infection and AIDS. J Immunol Methods. 1999 Dec 10;231(1-2):223-38.
- Sui H, Xu X, Su Y, et al. Gene therapy for cystic fibrosis: Challenges and prospects. Front Pharmacol. 2022;13:1015926. Published 2022 Oct 11.
- Coelho MA, De Braekeleer E, Firth M, Bista M, Lukasiak S, Cuomo ME, Taylor BJM. CRISPR GUARD protects off-target sites from Cas9 nuclease activity using short guide RNAs. Nat Commun. 2020 Aug 17;11(1):4132.
- Akcakaya P, Bobbin ML, Guo JA, et al. In vivo CRISPR editing with no detectable genome-wide off-target mutations. Nature. 2018;561(7723):416-419.